Minggu, 25 Januari 2009

Sejarah Kasepuhan Cipta Gelar

Kasepuhan adat Ciptagelar adalah salah satu kampung adat yang masuk dalam kesatuan adat banten kidul. Kasepuhan Adat Ciotagelar masih memegang kuat adat dan tradisi yang diturunkan sejak 640 tahun yang lalu. Kasepuhan ini dipimpin oleh seorang abah yang diangkat berdasarkan keturunan. Sampai saat ini, kesepuhan adat ciptagelar sedang dipimpin oleh abah ke XI sejak tercatat kesepuhan dari tahun 1368. Masyarakat Kasepuhan Banten Kidul adalah masyarakat agraris yang menmdiami kawasan Taman Nasional Gunung Halimun yang tersebar meliputi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Sukabumi. Kasepuhan memiliki keterikatan sejarah dengan salah satu kerajaan Sunda dengan rajanya Prabu Siliwangi, Kasepuhan Banten Kidul kini telah berumur 640 (1368 – 2008), dengan pusat pemerintahan adatnya sekarang berada di Kampung Gede Cipta Gelar, Cikarancang, Cicemet, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Sekarang nama pemimpin adat (Sepuh Girang) adalah Abah Ugi, yang memulai memegang tampuk kepemimpinan sejak tahun 2007 di usia 23 tahun, sepeninggalan ayahandanya yang kita kenal dengan Abah Anom.
Kampung Gede Kesepuhan Cipta Gelar adalah sebuah kampung adat yang mempunyai ciri khas dalam lokasi dan bentuk rumah serta tradisi yang masih dipegang kuat oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat yang tinggal di Kampung Cipta Gelar disebut masyarakat kesepuhan. Istilah kasepuhan berasal dari kata sepuh dengan awalan ka dan ahian an. Dala bahasa Sunda, kata sepuh berarti ‘kolot’ atau ‘tua’ dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pengertian ini, muncul istilah kasepuhan, yaitu tempat tinggal para sepuh. Kata kasepuhan juga mengacu pada golongan masyarakat yang masih hidup dan bertingkah laku sesuai dengan aturan adat istiadat lama. Masyarakat Kampung Ciptarasa menyebut diri sebagai kaum Kasepuhan Pancer Pangawinan, serta merasa kelompoknya sebagai keturunan Prabu Siliwangi.
Sebutan kasepuhan ini pun menunjukkan model ‘sistem kepemimpinan dari suatu komunitas atau masyarakat yang berasaskan adat kebiasaan para orang tua (sepuh atau kolot). Kasepuhan berarti ‘adat kebiasaan tua’atau ‘adat kebiasaan nenek moyang’. Nama kasepuhan hanya merupakan istilah atau sebutan orang luar terhadap kelompok sosial ini yang pada masa lalu kelompok ini menamakan dirinya dengan istilah keturunan Pancer Pengawinan.
Pada era 1960-an, Kampung Gede Kasepuhan Cipta Gelar mempunyai nama khsus yang dapat dianggap sebagai nama asli masyarakat tersebut, yaitu Perbu. Nama Perbu kemudian hilang dan berganti menjadi kasepuhan atau kasatuan. Selain itu, mereka pun disebut dengan istilah masyarakat tradisi. Kampung Gede Kasepuhan Cipta Gelar (selanjutnya ditulis dengan Kampung Cipta Gelar) merupakan nama baru untuk Kampung Ciptarasa. Artinya sejak tahun 2001, sekitar Bulan Juli, Kampung Ciptarasa yang berasal dari Desa Sirnarasa melakukan “hijrah wangsit” ke Desa Sirnaresmi yang berjarak belasan kilometer. Di Desa inilah, tepatnya di Kampung Sukamulya, Abah Anom atau Bapak Encup Sucipta sebagai puncak pimpinan kampung adat memberi nama Cipta Gelar sebagai tempat pindahnya yang baru. Citap Gelar artinya terbuka atau pasrah. Kepinahan Kampung Ciptarasa ke Kampung Cipta Gelar lebih disebabkan karena “perintah leluhur” yang disebut wangsit. Wangsit ini diperoleh atau diterima oleh Abah Anom setelah melalui proses ritual beliau yang hasilnya tidak boleh tidak, mesti dilakukan. Pada akhir tahun 2000 Abah Anom (Alm. Encup Sucipto) sebagai pimpinan menerima wangsit dari leluhur untuk pindah dari kampung Ciptarasa ke Ciptagelar. Ciptagelar artinya pasrah menerima perpindahan tersebut. Wangsit ini diterima oleh Alm. Abah Anom setelah melalui proses ritual beliau yang hasilnya tidak boleh tidak mesti dilakukan. Oleh karena itulah perpindahan kampung adat merupakan kesetiaan dan kepatuhan leluhur.

3 komentar:

  1. salam. saya minta izin menjadikan tulisan bap[ak menjadi salah satu referensi. terimakasih

    BalasHapus
  2. punten, tulisan ini perlu dilengkapi dengan berbagai referensi lain mengenai sejarah besar kasepuhan banten kidul. cipta gelar hanyalah salahsatu dari "rundayan" itu. ada kasepuhan cisungsang, cicarucub, citorek, sirnaresmi dsb

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat, jika di tambahkan materi lagi lebih bagus untuk menjadikan referensi..

    BalasHapus